Rabu, 25 Juni 2014

Pernyataan Negasi, Implikasi , Tautologi dan Kontradiksi

A. Negasi
Dalam logika matematika , negasi atau ingkaran adalah operasi matematika terhadap suatu pernyataan baik tunggal maupun majemuk. Operasi negasi membalikkan nilai kebenaran suatu pernyataan.
Jika suatu pernyataan p benar, maka negasinya p salah, dan jika sebaliknya pernyataan p salah, maka negasinya p benar
CONTOH-
P  : Hasil ulangan ilmu hitung keuangan budi adalah 9
̴ p : Hasil ulangan ilmu hitung keuangan budi adalah bukan 9
Secara umum bahwa negasi suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang bernilai salah, jika pernyataan awalnya bernilai benar dan akan bernilai benar jika awalanya bernilai salah.
B . Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang di sajikan dalam kata jika…….maka….. Notasi p=> q dibaca jika p.
Biasanya implikasi tersebut dapat ditentukan nilai kebenarannya jika kita mengganti variable x dengan konstanta dalam semesta pembicaraan.
C. Tautologi
Dalam logika matematika tautologi adalah suatu pernyataan majemuk yang bernilai benar untuk setiap kemungkinan. Dapat dibuktikan dalam tabel kebenaran berikut :
Image
D. Kontradiksi
Dalam logika matematika kontadiksi adalah suatu pernyataan majemuk yang bernilai salah untuk semua kemungkinan dari premis-premisnya. Kontradiksi berlawanan dengan tautologi. Dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran :
Image
contoh soal :
1.Tentukan ingkaran dari pernyataan berikut, kemudian tentukanlah nilai kebenarannya.
a. p : Ibukota Jawa Barat adalah Surabaya.
b. s : 2 + 2 = 5
c. p : 5 > 3
Jawab :
1. a.
       p : Ibukota Jawa Barat adalah Surabaya.
     ~p : Ibukota Jawa Barat Bukan Surabaya.
       p bernilai S ( salah ) dan ~p bernilai B ( benar )
1. b.
           s : 3 + 6 = 10
       ~s : 3 + 6 ≠ 10
        s bernilai S ( salah ) dan ~s bernilai B ( benar )
1. c. 
           p : 5 > 3  (benar)
           q : 5 adalah bilangan genap  (salah)
          p => q : jika 5>3, maka 5 adalah bilangan genap  (salah)





http://inayahrii.blogspot.com/2012/12/implikasi-dan-biimplikasi.htm
http://sucilaksmi1704.wordpress.com/materi-smu-kelas-xi/logika-matematika/kalimat-ingkaran-negasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kontradiksi
http://id.wikipedia.org/wiki/Tautologi_(logika)
Tabel Kebenaran
 
Nilai kebenaran dari sebuah pernyataan adalah klasifikasi pernyataan apakah benar atau salah, yang bisa dinotasikan dengan B atau S. Dalam pembahasan elektronik, terutama gerbang digital, notasi yang digunakan adalah 1 untuk B dan 0 untuk S. Contoh pernyataan yang bernilai benar adalah 'Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah.' Maka pernyataan tersebut bernilai T. Tentu kalimat yang mengatakan bahwa Kediri merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah adalah kalimat yang salah, bernilai F. 

Cara sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai kebenaran suatu kalimat majemuk adalah dengan membuat tabel kebenarannya. Tabel kebenaran membuat semua kemungkinan nilai kebenaran dari kombinasi nilai kebenaran pernyataan sederhana yang diberikan. Tabel kebenaran juga memberikan perbedaan argumen yang valid dan tidak valid.

Negasi ~p

Pernyataan negasi merupakan pernyataan yang menyangkal pernyataan awal, atau lawan dari pernyataan awal. Untuk membuat tabel kebenaran dari pernyataan negasi, terlebih dahulu kita buat tabel kebenaran untuk nilai kebenaran pernyataan asalnya. Pernyataan asal (p) dapat bernilai salah atau benar. Maka tabel nilai kebenaran dari pernyataan p adalah:

p
B
S
Bila p bernilai benar, maka ~p akan bernilai salah, karena ~p menyangkal kebenaran di p. Jika p salah, ~p bernilai benar. Tabel kebenaran untuk negasi mendeskripsikan nilai kebenaran yang diberikan oleh ~p. Baris pertama pada tabel kebenaran dibaca "~p salah bila p benar", sedang baris kedua dibaca "~p benar saat p salah."

p~p
B
Konjungsi p^q

Konjungsi menggabungkan dua pernyataan dengan kata hubung logika 'dan.' Kalimat majemuk "Burhan seorang dokter dan kader partai golkar" adalah sebuah konjungsi dengan representasi simbol sebagia berikut.

p : Burhan seorang dokter
q : Burhan kader partai demokrat
p^q : Burhan seorang dokter dan kader partai demokrat.

Nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk bergantung dari nilai kebenaran pernyataan-pernyataan yang menyusunnya. Berapa banyak baris yang dibutuhkan dalam tabel kebenaran konjungsi p^q? Karena p memiliki dua kemungkinan, demikian pula dengan q, kombinasi kemungkinan-kemungkinan itu ada 4 (2.2).

Suatu konjungsi p^q benar bila masing-masing pernyataan-pernyataan yang menyusunnya benar, kombinasi selain itu bernilai salah. Simbol p maupun q dapat merepresentasikan pernyataan apa saja. Pernyataan majemuk p dan q bergantung pada nilai kebenaran masing-masing p dan q. Misalnya konjungsi p^q salah ketika p salah dan q benar. Berikut adalah tabel kebenaran konjungsi p^q selengkapnya.

p^q 
Disjungsi pvq

Disjungsi menggabungkan dua pernyataan dengan kata hubung logika 'atau'. Pernyataan majemuk "Burhan adalah seorang dokter atau kader partai golkar" merupakan disjungsi (atau inklusif) dengan presentasi simbolisnya:

p : Burhan seorang dokter
q : Burhan kader partai golkar
pvq : Burhan seorang dokter atau kader partai golkar.

Walaupun dalam kenyataan Burhan yang seorang dokter bukan kader partai golkar, disjungsi pvq diatas tetap bernilai benar. Disjungsi bernilai benar bila paling tidak terdapat satu pernyataan penyusunnya yang bernilai benar. Disjungsi salah bila nilai kebenaran setiap penyusunnya salah. 

pvq 
Kondisional p -> q

Kondisional merupakan pernyataan majemuk dalam bentuk 'jika p maka q' yang disimbolkan p -> q. Bagaimanakah kebenaran kondisional? Perhatikan kalimat 'Jika kamu memberi Rp. 20.000,- padaku, akan kubelikan tiket konser untukmu.' Representasi simbolis dari kalimat tersebut adalah sebagai berikut:
p : Kamu memberiku Rp. 20.000,-
q : Aku membelikan tiket konser untukmu.
p -> q : Jika kamu memberiku Rp 20.000,-, Aku akan membelikan tiket konser untukmu.

Kondisional dapat dipandang sebagai sebuah janji. Anggap kamu benar-benar memberiku 20 ribu, maka aku akan mempunyai dua opsi, apakah membelikan atau tidak. Bila aku membelikan (q = B) maka pernyataan tersebut benar. Tetapi bila aku tidak membelikan (q = S) maka kalimat tersebut salah. Situasi ini dapat digambarkan sebagai berikut.

p->q 
Lalu bagaimana bila kamu tak memberiku 20 ribu? p = S? Tentu apakah aku akan memberimu tiket atau tidak, p -> q tidak salah. Karena janji hanya dipenuhi bila p benar. Karena p -> q tidak salah, maka bila p salah secara langsung membuat nilai kebenaran p -> q benar. Tabel kondisional yang lengkap adalah sebagai berikut.

p->q 
B
Ekspresi yang ekuivalen

Saat kamu membeli mobil, mobil tersebut bisa baru maupun lama. Sales akan mengatakan "Tentu tidak benar mobil ini bukan mobil baru."  Kalimat majemuk ini memiliki satu kalimat pernyataan (Mobil ini baru) dan dua negasi.

"Tentu tidak benar"   "Mobil ini bukan mobil baru"
            ~                                ~p

Apakah ini berarti mobil tersebut baru? Untuk mengetahui kebenarannya, kita dapat mengkonstruksikan tabel kebenaran untuk ekspresi logika ~(~p) dan membandingkannya dengan p. Karena hanya ada satu pernyataan tunggal, maka kita hanya perlu 2 baris dalam tabel. Kita akan memiliki kolom p, ~p dan ~(~p). ~p memberikan nilai berkebalikan dengan p. Sedang ~(~p) memberikan nilai berkebalikan dengan ~p. Maka tabelnya akan menjadi seperti berikut.

~p ~(~p) 
Perhatikan bahwa kolom ketiga ~(~p) memiliki nilai kebenaran identik dengan p. Bila seperti ini, maka ~(~p) dikatakan ekuivalen dengan p. Artinya, makna pernyataan keduanya sama. Ekspresi yang ekuivalen adlaah ekspresi simbolik yang memiliki nilai kebenaran yang identik satu sama lain. Ekspresi p  q dibaca p ekuivalen dengan q atau p dan q ekuivalen. Dari tabel diatas kita dapatkan bahwa ~(~p) ekuivalen dengan p, dapat kita tuliskan p  ~(~p).

CONTOH
Apakah pernyataan "Jika saya pemilik rumah, saya yang membayar pajak bumi dan bangunan" dan pernyataan "Saya pemilik rumah dan saya tidak membayar pajak bumi dan bangunan" ekuivalen?

PENYELESAIAN
Kita mulai dengan memberikan representasi simbolis dari pernyataan-pernyataan diatas.
p : Saya pemilik rumah
q : Saya membayar pajak bumi dan bangunan
p -> q : jika saya pemilik rumah, saya membayar pajak bumi dan bangunan.
p ^ ~p : Saya pemilik rumah dan saya tidak membayar pajak bumi dan bangunan.
Tabel kebenaran untuk kasus ini akan memuat empat baris. Tabel yang akan kita gunakan seperti dibawah ini.

~q p^~q p -> q 
   
   
   
   
Sekarang kita tinggal memberikan nilai kebenaran yang sesuai pada masing-masing kolom. Kolom ~q, akan kita isi dengan nilai kebenaran kebalikan dari kolom q. Kolom berikutnya isi B di baris kedua dan S di baris lain, karena konjungsi mensyaratkan nilai kebenaran B untuk setiap faktornya. Sedang pada kolom terakhir, karena kondisional hanya salah bila p benar dan q salah, maka isikan baris kedua dengan S dan B pada baris lain.

~q p^~q p -> q
Karena nilai-nilai kebenaran di kolom p^~q tidak sama dengan p -> q, kedua pernyataan tersebut tidak ekuivalen. Perhatikan bahwa p^~q dan p -> q memiliki nilai-nilai kebenaran yang tepat berkebalikan. Bila hal ini terjadi pada dua pernyataan, pernyataan majemuk yang satu merupakan negasi dari pernyataan majemuk yang lain. Konsekuensinya, p^~q merupakan negasi dari p -> q. Hubungan ini dapat diekspresikan dengan p^~q  ~(p -> q). Negasi dari sebuah kondisional ekuivalen dengan konjungsi premis dan negasi konklusinya.

Pernyataan yang terlihat berbeda dalam kenyataan mungkin memiliki maksud yang sama. Ketika kita memiliki dua pernyataan yang ekuivalen, kita dapat mengganti satu sama lain tanpa mengubah maknanya. Faktor emosi yang mempengaruhi pemilihan pernyataan kita pada prakteknya. Bukan pada maknanya.

Aturan De Morgan

Sebelumnya, kita mendapatkan bahwa p  ~(~p). Aturan negasi yang lain yang sudah kita ketahui adalah p^~q  ~(p -> q), yang merupakan negasi dari sebuah kondisional. Apakah kita dapat menemukan formula yang identik, yakni negasi, pada pernyataan majemuk lain, yakni disjungsi dan konjungsi? Jawabannya adalah iya, yakni yang dikemukakan oleh matematikawan logika asal Inggris Augustus de Morgan.

Aturan de Morgan, begitu formula-formula negasi konjungsi dan disjungsi disebut, adalah sebagai berikut.
  • Negasi dari sebuah konjungsi diberikan oleh ~(p ^ q)  ~p v ~q
  • Negasi dari sebuah disjungsi diberikan oleh ~(p v q)  ~p ^ ~q

Summary

Pernyataan-pernyataan majemuk memiliki nilai kebenaran bergantung pada nilai kebenaran penyusunnya, yakni sebagai berikut.

Negasi

~p 

Konjungsi

p ^ q 
S

Disjungsi

p v q 

Kondisional

  q   p -> q 










Pernyataan yang ekuivalen adalah pernyataan yang memiliki makna sama. Ekuivalensi negasi pernyataan sederhana dapat dilihat dibawah.

  • ~(~p)  p                        Negasi dari negasi
  • ~(p ^ q)  ~p v ~q            Negasi konjungsi
  • ~(p v q)  ~p ^ ~q            Negasi disjungsi
  • ~(p -> q)  p ^ ~q            Negasi kondisional





 https://sites.google.com/site/mathwithsulistio/mpractice/logika/tabel-kebenaran
RELASI

Definisi Relasi adalah himpunan bagian antara  A(domain) dan B (kodomain) atau  relasi yang memasangkan setiap elemen yang ada pada himpunan  A secara tunggal, dengan elemen yang  pada B.

Macam penyajian relasi :

Penyajian Relasi dengan Diagram Panah

  Misalkan A = {3,4,5} dan B = {2,4}.

  Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan :   (a, b) R jika a faktor prima dari b maka relasi tersebut dapat digambarkan dengan diagram panah berikut ini :


Penyajian relasi dengan diagram cartesius
Diagram Kartesius menggunakan pasangan koordinat horisontal-vertikal. Setiap titik mewakili ada tidaknya hubungan A dan B, contoh :
Penyajian Relasi berupa Pasangan Terurut
     Contoh relasi pada diagram panah dapat
             dinyatakan dalam
             bentuk pasangan terurut, yaitu :
             R = {(3, 2), (4, 2), (5, 2), (5, 4)}


      
Penyajian Relasi dengan Tabel
Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal,
sedangkan kolom kedua menyatakan daerah
hasil

Penyajian Relasi dengan Matriks
     
       Relasi antara A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}

           
Jenis-jenis Relasi

Relasi Invers

Misalkan R merupakan  relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari R yang dinyatakan dengan  adalah relasi dari B ke A yang mengandung semua pasangan terurut yang bila dipertukarkan masih termasuk dalam R. Ditulis dalam notasi himpunan sbb ;
R-1= {(b,a) : (a,b)R}
contoh:
A = {1,2,3}           B = {x,y}
R = {(1,x), (1,y), (3,x)} relasi dari A ke B
R-1= {(x,1), (y,1), (x,3)} relasi invers dari B ke A
Relasi Refleksif

Misalkan R = (A, A, P(x,y)) suatu relasi.
R disebut relasi refleksif, jika setiap A berlaku (a,a)R.
Dengan kata lain, R disebut relasi refleksif jika setiap anggota dalam A berelasi dengan dirinya sendiri
Contoh Relasi Refleksif
Diketahui A = {1, 2, 3, 4} dan
R = {(1,1), (2,3), (3,3), (4,2), (4,4)}
Apakah R relasi refleksif ?
R bukan relasi refleksif, sebab (2,2) tidak termasuk dalam R.
Jika (2,2) termasuk dalam R, yaitu R1= {(1,1), (2,2), (2,3), (3,3), (4,2), (4,4)} maka R1merupakan relasi refleksif.
Relasi Simetrik

Misalkan R = (A, B, P(x,y)) suatu relasi.
R disebut relasi simetrik, jika setiap (a,b)R berlaku (b,a)R.
Dengan kata lain, R disebut relasi simetrik jika a R b berakibat b R a.
Contoh Relasi Simetrik

perhatikan satu per satu. Setiap kali kamu menemukan pasangan, misalnya (a, b), maka cari apakah (b, a) juga ada. Kalau ternyata tidak ada, pasti relasi itu tidak simetrik.
Apakah relasi dalam {1, 2, 3, 4} berikut simetrik?

pembahasan
{(1, 2), (2, 3), (4, 2), (3, 2), (2,4), (1, 1), (3, 3), (2, 1)}
Relasi tersebut simetrik. Mari kita periksa satu per satu.
 kita menemukan (12). Berarti (21) juga harus ada. Ternyata benar.
{(12), (2, 3), (4, 2), (3, 2), (2, 4), (1, 1), (3, 3), (2,1)}


Relasi anti Simetrik

Suatu relasi R disebut relasi anti simetrik jika (a,b)R dan (b,a)R maka a=b.
Dengan kata lain Jika a, b A, a≠b, maka (a,b)R atau (b,a)R, tetapi tidak kedua-duanya.
Contoh : Misalkan R suatu relasi dalam himpunan bilangan asli yang didefinisikan “y habis dibagi oleh x”, maka R termasuk relasi anti simetrik karena jika b habis dibagi a dan a habis dibagi b, maka a = b.
Misalkan A = {1, 2, 3} dan R1= {(1,1), (2,1), (2,2), (2,3), (3,2)}, maka R1bukan relasi anti simetrik, sebab (2,3)R1dan (3,2)R1pula.

Relasi Transitif

Misalkan R suatu relasi dalam himpunan A. R disebut relasi transitif jika berlaku ; Jika (a,b)R dan (b,c)R maka (a,c)R.
Dengan kata lain
Jika a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c, maka a berelasi dengan c.
Contoh : Misalkan A = {a, b, c} dan R = {(a,b), (a,c), (b,a), (c,b)}, maka R bukan relasi transitif, sebab (b,a)R dan (a,c)R tetapi (b,c)R.
Coba dilengkapi agar R menjadi relasi transitif
R = {(a,a), (a,b), (a,c), (b,a), (b,b), (b,c), (c,a), (c,b), (c,c)}
Relasi Equivalen

Suatu relasi R dalam himpunan A disebut relasi equivalen jika memenuhi ;
1.Sifat Refleksif
2.Sifat Simetrik
3.Sifat Transitif
Sekian penjelasannya, untuk  lebih paham, ada 1 soal nih.


1.      Jika A = {1, 2, 3, 4}, berikut diberikan relasi atas A:
R1 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (3, 4), (4, 1), (4, 4)}
R2 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1)}
R3 = {(1, 1), (1, 2), (1, 4), (2, 1), (2,2), (3, 3), (4, 1), (4,4)}
R4 = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3)}
R5 = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3,4), (4, 4)}
R6 = {(3, 4)}
R7 = {(1, 1)}
R8 = {(1, 1), (1, 2), (3, 4), (4, 3)}
Manakah dari kedelapan relasi di atas yang masing-masing bersifat:
refleksif, simetri, anti simetri, transitif, dan yang bukan simetri sekaligus bukan antisimetri.



Pada relasi-relasi di atas yang bersifat refleksif adalah: R3, dan R5.
R1 tidak refleksif karena (3, 3)R1.
Relasi yang bersifat simetri: R2, R3, dan R7. 
Relasi yang bersifat antisimetri: R4, R5, R6, dan R7.
Relasi yang bersifat transitif: R5, R6, dan R7. 
Untuk melihat R3 tidak bersifat transitif, dapat menggunakan tabel
berikut:
(a,b)   (b,c)   (a,c)         Keterangan
(1,1)   (1,2)   (1,2)        Anggota R3
(1,2)   (2,2)   (1,2)        Anggota R3
(1,4)   (4,1)   (1,1)        Anggota R3
(2,1)   (1,4)   (2,4)        Bukan anggota R3
(2,2)   (2,1)   (2,1)        Anggota R3
Untuk melihat R5 bersifat transitif, lihat tabel berikut:
R5 = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2,2), (2,3), (2,4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}

(a,b)   (b,c)   (a,c)         Keterangan
(1,1)   (1,2)   (1,2)        Anggota R5
(1,2)   (2,2)   (1,2)        Anggota R5
(1,3)   (3,3)   (1,3)        Anggota R5
(1,4)   (4,1)   (1,1)        Anggota R5
(2,2)   (2,4)   (2,4)        Bukan anggota R3
(2,3)   (2,1)   (2,1)        Anggota R3
(2,4)   
(3,3)   
(3,4)   
(4,4)   
Relasi yang bukan simetri dan bukan pula antisimetri: R1, dan R8.
 
 
 
 
http://budysantoso40.blogspot.com/2012/09/relasi.html

Efek rumah kaca dan Pengertiannya



efek rumah kaca

    Pengertian efek rumah kaca, Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan. Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERL.
kemudian dari pengalaman para petani di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
   Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca disingkat dengan GRK.
Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 derajat C — terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C lebih tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.
    Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 derajat C lebih.
Hal tersebut bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.




http://ridwanaz.com/teknologi/efek-rumah-kaca-dan-pengertiannya/
  PENGERTIAN TANAMAN TRANSGENIK
 
   Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman. Transgenik secara definisi adalahtheuse of gene manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism(penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetappada sel makhluk hidup).
Tanaman transgenik pertama kalinya dibuat tahun 1973 oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen. Pada tahun 1988 telah ada sekitar 23 tanaman transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada tahun 1990 lebih dari 40 tanaman. Secara sederhana tanaman transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman, penyisipan gen ini melalui suatu vector (perantara) yang biasanya menggunakan bakteriAgrobacterium tumefeciensuntuk tanaman dikotil atau partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan pada tanaman target untuk menghasilkan tanaman yang dikehendaki. Tujuan dari pengembangan tanaman transgenik ini diantaranya adalah :
·  menghambat pelunakan buah (pada tomat),
·  tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus.
·  meningkatkan nilai gizi tanaman, danmeningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem sepertil ahan kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Melihat potensi manfaat yang disumbangkan, pendekatan bioteknologi dipandang mampu menyelesaikan problematika pangan dunia terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.

Transgenik tomat
     Tomat (Lycopersicon esculentum) merupakan tanaman yang sensitif terhadap suhu, apabila tomat ditanam di dataran rendah, maka produksinya akan rendah. Suhu merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman ini, khususnya pada saat tumbuhnya buah. Apabila tomat ditanam pada suhu yang panas/tinggi, maka buah yang dihasilkan akan sedikit. Tomat merupakan salah satu produk holtikultura utama. Seperti produk holtikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Dengan demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan penanganan yang sulit. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit dipasarkan ke tempat yang jauh. Biaya pengemasan sangat mahal, misalnya menyediakan box yang dilengkapi pendingin. Oleh karena itu, saat ini telah dikembangan metode transgenik untuk menjadikan tomat berdaya tahan lebih lama setelah dipetik.
Untuk mengatasi hal ini para peneliti di Amerika mencoba merekayasa kerja gen polygalactonase (PG) yang berasosiasi dengan shelf-time tomat yaitu dengan menginsert antisense dari gen PG. Dengan demikian shelf-time menjadi lebih lama. Tomat ini dinamakan dengan Flavr Savr (Putra dan Fleming, 2010). Tomat Flavr Savr mempunyai tingkat waktu kematangan yang lebih lama, sehingga mampu bertahan lama ketika akan di ekspor ke daerah lain tanpa memakai box yang mengandung pendingin (Putra dan Fleming, 2010). Alasan untuk membuat tomat hasil rekayasa genetik dikarenakan potensi keuntungan dari makanan rekayasa genetik (Panse, 2011):
·  Pada zaman sekarang, sayuran dan buah-buahan tidak hanya dipasarkan untuk pasar lokal, tetapi dimaksudkan juga untuk pengiriman jarak jauh seperti pasar nasional dan internasional.
·  Pada saat saat matang, sayuran dan buah-buahan memilki kulit yang lunak dan dapat mudah rusak selama penanganan dan pengolahan. Tanaman tersebut juga dapat busuk saat dalam kapal hingga dibawa ke toko.
·  Dalam rangka untuk memudahkan penanganan dan shel-life yang lebih lama, sayuran dan buah-buahan dipanen ketika masih hijau, dan kemudian dimatangkan dengan menggunakan gas etilen. Kelemahan dari penambahan gas etilen ini akan membuat sayuran dan buah-buahan tidak memiliki rasa yang alami.
Rekayasa genetika merupakan teknik modifikasi yang dilakukan dengan cara memotong helai-helai DNA dari satu organisme dan kemudian ditempelkan ke dalam organisme lainnya. Teknik gunting tempel ini dilakukan dari satu organisme ke organisme yang lainnya yang bahkan tak sekerabat. Contoh, untuk menadapatkan tomat yang tahan terhadap hawa dingin dilakukan dengan cara menggunting gen antibeku pada ikan Flounder, yaitu ikan yang mampu hidup dalam perairan sedingin es di Antartika, lalu menempelkannya pada DNA tomat.

   Kesimpulan
    Rekayasa genetika merupakan salah satu inovasi teknologi dalam bidang bioteknologi. Salah satu produk rekayasa genetik yang terkenal saat ini adalah tanaman transgenik. Transgenik adalah rekayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA dari binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Salah satu contoh pengembangan tanaman transgenik adalah pada tanaman tomat. Tomat merupakan salah satu produk holtikultura utama. Seperti produk holtikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Untuk mendapatkan tomat yang tahan terhadap hawa dingin dilakukan dengan cara menggunting gen anti beku pada ikan Flounder, yaitu ikan yang mampu hidup dalam perairan sedingin es di Antartika, lalu menempelkannya pada DNA tomat. Penelitian tomat Flavr Savr oleh Calgene dibawah pengawasan ketat dari FDA menunjukkan bahwa tanaman rekayasa genetika memiliki potensi yang aman untuk dikonsumsi manusia dan lingkungan




http://makalah4all.wap.sh/Data/Kumpulan+makalah+pertanian/__xtblog_entry/9604999-rekayasa-genetika-tomat-flavr-savr?__xtblog_block_id=1